Jakarta, 9 Mei — Kali ini kami diberi kesempatan oleh Raccoon Logic Studios Inc dan Maximum Games, untuk mengulas gim terbaru mereka Revenge of the Savage Planet!
Buat gue pribadi sih gim ini ringan, seru, dan lucu. Jadi, kalau membicarakan gim yang rilis di bulan ini, Revenge of the Savage Planet adalah calon gim yang harus kalian mainkan kalau suka eksplorasi planet yang isinya penuh dan ada komedinya.
Simak ulasan selengkapnya di bawah!
Diulas oleh Rivaldo Sutanto
Untuk versi PC
Revenge of the Savage Planet, Sekuel dengan Perspektif Baru dan Angkat Berbagai Cerita Konyol
Oke, Revenge of the Savage Planet adalah lanjutan dari Journey to the Savage Planet, yang pada masanya menggunakan sudut pandang FPS. Sekarang, di sekuelnya yang dibuat oleh para veteran Typhoon Studios—studio yang sudah tutup—mereka mendirikan studio baru bernama Raccoon Logic Studio dan kembali mengembangkan sekuelnya ini, yang kini berubah menjadi TPS.
Menurut gue, untuk gim eksplorasi planet seperti ini, memang lebih asik kalau pakai sudut pandang TPS yang memberikan pandangan lebih luas.
Gim ini bakal berkutat pada karakter utama yang terdampar di sebuah planet dengan kondisi kapal yang hancur dan peralatan yang tersebar entah di mana—dan harus kalian dapatkan kembali, anggap saja begitu. Kalian juga bakal melawan sebuah perusahaan tolol yang dinarasikan secara satir dan idiot banget, plus ditemani sama iklan-iklan kocak yang bikin lu pengen ngomong, “tolol!”—saking gilanya iklan-iklan itu.
Selama eksplorasi, kalian juga bakal ditemani robot yang kerjanya ngoceh soal semua hal. Ini bikin pengalaman eksplorasi kalian makin rame dan bikin kalian lebih mengerti konteks cerita serta lingkungan sekitar.
Bisa Dimainkan Secara Co-op Bersama Teman!
Nah, nilai plus banget dari gim ini adalah: Kalian bisa main co-op, bahkan sampai splitscreen. Buat gue, elemen ini udah nilai plus banget sih untuk gim eksplorasi seperti ini. Terlebih lagi, ada empat planet yang mereka sediakan, dengan bioma yang kontras antar planet—bener-bener terasa packed, hidup banget, plus banyak banget makhluk-makhluk unik yang bisa kalian temukan dan lawan.
Selain itu, musuh-musuhnya juga seru-seru, karena masing-masing punya kelemahan sendiri, cara serang sendiri, bahkan beberapa di antaranya bersifat elemental. Jadi, pengalaman kombat kalian—baik melawan ataupun menangkap makhluk untuk diriset—tidak akan jadi pengalaman yang membosankan atau sekadar tembak-tembakan saja. Karena emang semuanya punya keunikan masing-masing, yang bikin kalian selalu penasaran buat ketemu makhluk-makhluk baru terus.
Mekanisme Traversal, Platforming, dan Shooting yang Solid
Dari sisi traversal, menurut gue ini juga menjadi poin kuat. Karakter berjalan dengan animasi yang lucu dan sistemnya progresif—kalian harus mengelola stamina untuk berlari. Tapi jangan khawatir, karena setiap upgrade muncul di saat yang tepat, jadi progres terasa natural dan tidak membatasi.
Dari sisi eksplorasi, dunia gim ini menyimpan banyak misteri—baik itu berupa pintu-pintu tertutup maupun area yang belum bisa dijangkau sampai kalian membuka upgrade tertentu. Ini adalah formula eksplorasi yang baik, karena kontennya terasa dicicil dan tidak dipaksakan sejak awal. Kalian akan termotivasi untuk kembali ke area sebelumnya setelah memiliki kemampuan baru.
Platforming-nya menyenangkan, sistem tembak-menembaknya juga solid, dan ada senjata elemental yang bisa digunakan untuk menyelesaikan puzzle, mengalahkan musuh tertentu, hingga whip yang berfungsi seperti grapple gun untuk membantu mobilitas.
Beberapa Kekurangan yang Bikin Gimnya Jadi Kurang Nyaman
Mekanik Pembukaan Upgrade yang Kurang Menyenangkan
Cuma, dari segala elemen yang menurut gue sudah sangat solid sebagai sebuah gim eksplorasi planet—terutama dalam hal interaksi dengan lingkungan dan makhluk alien—ada beberapa hal fundamental yang justru bikin saya cukup nggak betah mainin gim ini. Terutama soal sistem upgrade, yang menurut gue pribadi cukup menyebalkan.
Masalahnya, upgrade di gim ini dijadikan bagian dari misi utama. Jadi, pada satu waktu, kalian bisa merasa kewalahan dengan daftar misi yang tiba-tiba penuh—padahal isinya cuma untuk urusan upgrade peralatan kalian. Dan sebagian misi tersebut juga kadang terasa tidak penting, bahkan terkesan absurd, seperti: “Ya ampun, ngapain juga ada misi beginian?”
Sebenarnya, konsep upgrade yang dibuka lewat misi itu tidak masalah. Tapi kalau misi-misinya sudah sampai ke titik seperti harus loncat dari ketinggian tertentu hanya demi mendapatkan satu bagian upgrade, rasanya seperti sedang dikasih tugas yang tidak penting dan cuma menyusahkan pemain saja.
Banyak Sekali Bolak-balik Tidak Didukung dengan Sistem Navigasi Peta yang Baik
Belum lagi, untuk menyelesaikan misi-misi ini, kalian sering kali harus bolak-balik ke markas hanya untuk riset atau membuka komputer. Bahkan ada juga momen di mana kalian harus nonton TV untuk dapat briefing, yang jujur saja terasa terlalu dipaksakan. Dan untuk bisa teleport ke base pun tidak bisa dilakukan secara langsung—kalian harus cari teleporter dulu, yang kadang letaknya cukup jauh.
Masalah lainnya, ikon-ikon di map kadang tumpang tindih, sehingga fitur fast travel tidak bisa diklik dengan benar. Ini bikin navigasi jadi merepotkan, apalagi kalau sedang buru-buru atau hanya ingin menyelesaikan satu misi ringan.
Waktu Tunggu Riset yang Sebenarnya Tidak Diperlukan
Lalu, ada juga sistem riset makhluk yang sebenarnya menarik—karena beberapa hewan harus kalian riset untuk membuka upgrade tertentu. Tapi gue bingung, kenapa dalam gim single-player, riset tersebut harus memakai sistem waktu tunggu? Akhirnya, kalian malah jadi harus keluar, nunggu, lalu balik lagi ke base setelah risetnya selesai. Ini justru menghambat alur bermain yang seharusnya bisa lebih mengalir.
Seharusnya Dibekali PC Portabel
Dari hal-hal yang kurang menyenangkan itu, menurut gue justru jadi hal yang mengganggu keseruan dari gim ini. Soalnya, waktu kalian jadi lebih banyak dihabiskan buat bolak-balik ke markas dan menyelesaikan misi-misi kecil, dibanding keluar dan fokus eksplorasi.
Seharusnya, di zaman modern kayak sekarang, masa untuk akses komputer aja kalian masih harus balik ke markas? Kenapa nggak pakai mobile PC aja gitu? Lagipula, kalian juga sudah punya robot companion, kenapa tidak dia saja yang jadi “komputernya” dan malah memaksa kita untuk bolak-balik ke markas.
Mungkin ya, tujuan mereka adalah karena base ini bisa kalian kustomisasi barang-barangnya, jadi mereka kayak sengaja memaksa pemain buat menikmati fitur itu dengan cara harus sering-sering balik. Tapi ya gitu deh, jadinya malah terasa dipaksakan.
Untung saja, kalau teleport masih di planet yang sama, itu tidak ada loading screen. Tapi ya tetap saja, kadang lokasi teleporter-nya jauh, dan kalian masih harus jalan kaki dulu ke sana cuma buat balik ke markas, demi buka komputer atau melanjutkan riset. Terlalu banyak usaha sih buat sesuatu yang sebenarnya bisa lebih simpel.
Eksplorasi Planet yang Mantap, Tapi Terlalu Banyak Bolak-balik
Cuma ya, kembali lagi, rasanya ini tetap gim eksplorasi planet yang lengkap sekali. Dunianya berasa hidup, makhluk-makhluknya menarik dan lucu-lucu semua. Tapi di sisi lain juga menantang secara kombat, banyak kombat yang seru, dan daftar upgrade-nya juga menarik dengan berbagai varian perlengkapan dan senjata yang bisa didapatkan.
Minusnya ada di proses mendapatkan perlengkapan dan upgrade-nya yang benar-benar ribet karena harus bolak-balik. Selebihnya kalau perlengkapan kalian sudah lumayan lengkap, eksplorasinya sangat seru dan dunianya juga sangat cantik. Cocok untuk mengisi waktu kosong di bulan ini semisal lagi menunggu gim-gim lainnya.
Gimana pendapat kalian tentang gim ini, guys?
Ikuti kabar-kabar terbaru dari The Lazy Monday melalui:
Youtube | Instagram | X | Tiktok
