Review Death Stranding 2: Datang dengan Lebih Bisa Diterima Semua Orang

Share This

Jakarta, 23 Juni – Kami diberi kesempatan untuk mengulas gim terbaru dari Kojima Productions, yakni sebuah sekuel dengan cerita, beragam karakter, dan juga mekanik baru lewat Death Stranding 2.

Yuhuuu, everybody! Selamat datang kembali bersama gue, Aldo dari The Lazy Monday, dan hari ini, gue kembali hadir untuk me-review sekuel dari game yang rilis di tahun 2019 lalu. Yep, inilah review gue untuk Death Stranding 2, kelanjutan langsung dari Death Stranding 1 yang rilis kira-kira enam tahun lalu.

Jadi, gimana nih game besutan Kojima Productions yang tentunya udah ditunggu-tunggu sama banyak orang? Sampai-sampai jaket seharga 25 jutanya aja ludes dalam hitungan detik pas dijual. Gamenya bahkan belum rilis, tapi jaketnya udah sold out. Emang gokil sih ini Bapak Kojima!

Yaudah, hayuk kita langsung masuk ke review-nya… ngapain juga jadi ngomongin jaket, ude kayak fashion designer gue. Let’s begin the review, guys!


Diulas oleh Rivaldo Sutanto
Untuk versi PS5

Death Stranding 2 Hadir dengan Pacing Lebih Cepat Ketimbang Gim Pertamanya

death stranding 2

Oke, banyak yang bilang—khususnya di circle gue—bahwa Death Stranding 1 terasa sangat berat, bikin ngantuk, dan melelahkan, terutama di belasan jam awal permainan. Ini karena pada tahap tersebut, kalian hampir tidak memiliki tools pendukung untuk mengantar barang; semuanya masih berbasis jalan kaki tanpa exoskeleton atau kendaraan. Kondisi ini gue rasa menjadi “pagar” tinggi bagi banyak pemain untuk bisa benar-benar menikmati game ini dan melewati fase awalnya.

Makanya, saat itu tercipta polarisasi yang cukup besar antara mereka yang sangat menyukai game ini, dan mereka yang sama sekali tidak bisa menikmati—hingga memutuskan, “ah capek” main game ini karena pacing-nya yang super lambat. Akibatnya, Death Stranding tidak bisa diterima secara luas oleh semua kalangan.

Namun secara mengejutkan, seluruh kondisi tersebut berubah drastis di Death Stranding 2. Untuk kalian yang sempat menyerah di DS1, guesangat menyarankan untuk memberi kesempatan kembali di sekuelnya ini—karena pacing yang ditawarkan kali ini benar-benar pas.

death stranding 2

Siksaan jalan kaki selama belasan jam awal di prekuelnya tiba-tiba saja menghilang di DS2. Bahkan di early game-nya, kalian sudah bisa langsung mendapatkan exoskeleton yang sangat membantu saat berjalan kaki, ditambah lagi dengan kendaraan seperti mobil dan motor yang langsung tersedia sejak awal. Jadi, rasa capek saat harus berjalan dari titik A ke titik B seperti yang dialami di awal DS1, tidak lagi terasa seberat itu di DS2.

Gue ngerasa bahwa Death Stranding 1 bener-bener kayak buildup menuju babak di DS2 yang jauh lebih cepat, lebih nggak ribet, dan pastinya lebih nggak capek. Tapi itu bakal kita bahas lebih dalam nanti.

Kembali Angkat Chiral Network, Ditambah Gimik Perekrutan Orang Berkekuatan Super

Sekarang, gue mau bahas ceritanya dulu nih—apa sih premis utama dari DS2?

Ceritanya tetap berkutat pada chiral network yang harus diperluas ke negara-negara lain. Pasca DS1, saat UCA sudah tersambung sepenuhnya, tiba-tiba muncul sebuah portal yang memungkinkan kalian untuk menyeberang ke benua lain, yaitu Australia. Jadi, kalian nggak butuh lagi jalur udara maupun laut untuk bisa nyebrang ke benua lain yang terpisah lautan. Dengan begitu, sistem automated delivery bisa berjalan dengan mulus tanpa harus mengandalkan porter manusia yang punya risiko tewas di jalan dan menyebabkan voidout.

Lalu, dengan asumsi bahwa semakin luas jangkauan chiral network berarti akan membuka portal-portal baru, maka Sam sebagai karakter utama kita ditugaskan untuk menyambungkan kembali Australia—dengan harapan muncul portal baru lagi ke benua-benua lainnya.

Karena tentunya bakal menimbulkan kerusuhan politik kalau menyambungkan dunia ini atas nama UCA, maka munculah badan baru bernama APAC alias Automated Public Assistance Company, yang bertugas secara independen untuk menyambungkan chiral network tanpa membawa-bawa nama negara. Jadi, memang semua ini dilakukan demi keselamatan bumi dan umat manusia, kira-kira begitu.

Premis utamanya emang tetap berkutat di problem yang sama, yaitu menyambungkan chiral network. Cuma yang beda adalah eksekusi untuk memenuhi misinya. Kalau di DS1 kita kesannya hidup sendirian buat jalanin misi, nah di sini kita macam kayak Avengers yang berkumpul—di mana kalian dan Fragile bakal ketemu beberapa karakter baru dan bahkan menjemput teman-teman lama untuk bareng-bareng bekerja sama menyambungkan Australia lewat sebuah vessel alias semacam kapal bernama DHV Magellan.

Dalam perjalanannya pun muncullah beberapa karakter baru yang punya Dooms yang berbeda-beda, seperti Rainy yang diperankan oleh Shioli Kutsuna, lalu ada Tomorrow yang diperankan Elle Fanning—ini orang cakep bener, dah, nggak kuat gue ngeliatin dia. Terus kita juga ketemu sama Tarman, Dollman, dan beberapa karakter lama seperti Deadman dan Heartman.

death stranding 2

Seru aja, mereka pakai konsep rekrutmen ala-ala film superhero—macam X-Men, atau mungkin mirip sama Shaolin Soccer pas kita ngajakin teman-teman buat main satu tim. Serunya lagi, di sini Dooms atau keunikan mereka jauh lebih dieksplor dibanding DS1, jadi berasa kayak game superhero aja, yang secara cerita juga jadi lebih seru buat diikutin.

Gue ngerasa cerita kali ini lebih klimaks sih. Kalau DS1 kayaknya beneran sibuk ngenalin satu-satu karakter dan universe-nya, di DS2 langsung straight ke konfliknya dengan asumsi semua yang main udah paham sama lore dan universe Death Stranding. Jadi, nggak bertele-tele—setiap misi langsung nge-reveal cerita dan jadi lebih bikin penasaran buat ngelanjutin progress-nya dibanding DS1.

death stranding 2

Singkatnya mah langsung jedar-jeder gitu—jadi intense dan nggak bikin ngantuk. Pun misalnya kalian lupa, Death Stranding juga tetap ngasih Corpus buat kalian baca-baca soal apa aja yang berkaitan sama cerita, karakter, dan dunianya. Walaupun ya tetap, cerita Death Stranding itu selalu bikin kalian menerka-nerka soal apa yang sebenarnya terjadi, dan emang bakal berakhir jadi diskusi panas setelah kalian menamatkan gamenya.

Selain karakter-karakter pendamping tadi, Higgs pun juga kembali dengan pesona yang lebih catchy buat gue—penuh dengan nuansa satir khas dirinya. Secara visual pun menarik, karena Higgs kini tampil dengan gitar dan ditemani oleh mecha-mecha-an, seperti yang bisa kalian lihat di trailer Death Stranding 2, yang juga memperlihatkan kemampuan Tomorrow.

Referensi beberapa karakternya juga erat kaitannya dengan Metal Gear Solid. Contohnya Neil yang diperankan oleh Luca Marinelli—yang memang jadi kandidat kuat untuk memerankan Snake di versi live action. Beberapa meka yang muncul juga mengingatkan kita pada karakter seperti Gray Fox, si cyber ninja bermata satu. Mirip dengan karakter samurai merah meka di DS2 yang juga punya nama tunggal dan berkonsep cyborg. Bahkan DHV Magellan, kapal utama kita di game ini, bentuknya mengingatkan pada Metal Gear Rex.

Ada juga beberapa scene ikonik lainnya dari MGS yang nantinya bisa kalian nikmati sendiri. Kalau kalian memang mengikuti karya Kojima dari dulu, gue rasa kalian bakal merasa ter-service dengan banyaknya elemen yang jadi easter egg di sini—yang seolah mengajak kalian bernostalgia dengan karya-karya ikonik Kojima di masa lalu.

Secara keseluruhan, dari segi cerita dan karakter, DS2 terasa jauh lebih menarik: lebih fast-paced, penuh dengan cutscene seru yang asyik diikuti, dan pastinya bikin penasaran terus dari jam-jam awal. Alur ceritanya pun lebih to the point dan nggak bertele-tele seperti di game pertama, yang memang penuh dengan pengenalan banyak elemen dan karakter di DS1—karena ya mau nggak mau, waktu itu Death Stranding sebagai universe baru memang harus dibangun secara komprehensif.

Jadi, harusnya gue cukup yakin bahwa kali ini akan lebih banyak pemain yang bisa lebih mencerna dan menikmati cerita dari DS2 dibanding yang pertama. Dan kalau kalian mau langsung jump in ke DS2, bisa banget—tinggal lihat beberapa recap dan rangkuman cerita dari DS1 biar nggak bingung, baru deh lanjut masuk ke DS2.

Tetap Jadi Kurir, Tapi Perlengkapan dan Persenjataan yang Lebih Lengkap Bikin Kombat Terasa Lebih Mantap

Kalau dari sisi gameplay, kalian juga bisa rileks aja. Walaupun masih mengusung konsep kurir dan tetap terasa seperti JNE simulator yang harus kirim barang ke sana ke mari, tapi misinya—bahkan di early chapter—sekarang nggak cuma soal kirim-kirim barang doang. Kalian juga diharuskan melakukan konfrontasi ke markas musuh untuk nyolong barang atau merusak alat-alat teknologi mereka. Jadi, misi-misinya sekarang punya dinamika yang lebih seru.

death stranding 2

Kalau dulu base musuh rasanya lebih baik dihindari, kali ini banyak misi yang justru mengharuskan kalian masuk ke dalam dan membasmi musuh. Karena itu, dari sisi tools, sekarang banyak banget pilihan buat menghadapi musuh. Mulai dari persenjataan yang super lengkap, seperti pistol, assault rifle, machine gun, sniper, drone, sampai robot anjing yang bisa menyerang—semuanya ada di sini. Bahkan rocket launcher juga tersedia. Jadi, sekarang Sam udah nggak culun lagi—kalau diajak adu tembak-tembakan, “gasss” aja.

Bagi kalian yang lebih memilih bermain secara stealth, Sam juga dibekali dengan perlengkapan yang mendukung gaya bermain itu. Mulai dari sepatu yang bisa meredam suara, granat-granat variatif seperti stealth bomb yang bisa menciptakan properti hologram, bomb decoy, sampai bomb BT yang bisa memunculkan hologram BT untuk menakuti musuh-musuh manusia. Tentu saja masih ada bomb klasik seperti bom darah buat ngalahin BT.

Sekarang gameplay-nya benar-benar seimbang antara aksi dan pengantaran barang. Akan ada banyak pertempuran yang harus kalian lalui, melawan berbagai jenis musuh—baik manusia maupun mecha yang tampilannya super ngeri. Tenang aja, rata-rata senjata di sini sudah dirancang multifungsi—bisa digunakan buat ngalahin BT sekaligus manusia, jadi lebih efisien. Dan aman juga, karena ammo-nya bersifat non-lethal untuk musuh manusia, jadi nggak bakal nyiptain voidout atau bikin BT’s bermunculan.

death stranding 2

Secara combat, mungkin paling gampang dibayangin kayak gameplay Phantom Pain versi Death Stranding. Stealth-nya lumayan menantang karena jarak pantau musuh sangat jauh, jadi kalau kalian nggak benar-benar sembunyi dengan rapi, fix ketahuan dan langsung chaos. Walaupun sebenarnya secara kemampuan, NPC-nya nggak jago-jago banget dalam hal positioning, tapi skill mereka cukup beragam. Ada yang bisa bikin hologram jadi banyak, ada yang bisa terbang, ada juga yang punya defense super kuat, dan lain-lain. Jadi cukup tebel juga lawannya.

Tapi karena kita dibekali dengan banyak jenis persenjataan, gue pribadi main di mode normal sih bener-bener no issue buat ngalahin musuh-musuh ini. Bahkan sepanjang game, mati bisa dihitung jari—dan gue cuma sekali nyiptain voidout.

Yang paling penting, DS2 akhirnya bukan cuma soal kirim-kirim barang lagi, tapi juga soal tempur lawan musuh yang bikin tempo permainan jadi lebih intense dan nggak ngantuk-ngantuk banget. Ditambah lagi, DS2 juga menyediakan boss fight yang seru banget—mulai dari BT raksasa sampai mecha super besar yang bisa kalian lawan. Yang satu ini, lagi-lagi, bakal ngingetin kalian sama Metal Gear Solid banget, deh.

Eksplorasi yang Semakin Mudah karena Sudah Tersedia Berbagai Kendaraan

Buat urusan eksplorasi—yang jadi main course dari game ini—juga udah nggak bikin capek lagi. Karena dari awal game, seperti yang udah gue bilang, kalian sudah bisa dapetin mobil dan motor dalam kurun waktu yang jauh lebih cepat dibandingkan dengan Death Stranding 1. Bahkan, hampir semua area pengantaran sekarang bisa diakses dengan kendaraan. Kendaraan-kendaraan tersebut juga sudah difasilitasi dengan baterai cadangan, yang memungkinkan kalian untuk mengantar barang lebih jauh tanpa perlu bergantung pada banyak charging generator. Selain itu, kendaraan sekarang juga lebih tahan terhadap timefall, jadi secara keseluruhan aktivitas pengantaran dan eksplorasi dibuat jauh lebih mudah.

death stranding 2

Bahkan untuk mempermudah proses pengantaran, dengan adanya DHV Magellan, kalian bisa hampir selalu melakukan teleportasi ke base manapun bersamaan dengan kendaraan kalian. Ini memungkinkan pengantaran barang dilakukan lewat sistem teleport, gokil banget, kan? Walaupun memang ada perbedaannya—score pengiriman kalian akan lebih rendah dibandingkan kalau kalian antar sendiri secara manual.

Selain itu, mereka juga menambahkan sistem monorail yang bisa kalian bangun dan hubungkan ke seluruh kota untuk mengirim barang. Bedanya, kalau kalian menggunakan monorail sebagai moda transportasi utama, kalian nggak bisa melakukan skip perjalanan. Tapi setidaknya, sistem ini jadi cara paling efisien untuk mindahin bahan-bahan pokok seperti ceramics, metal, dan lainnya—barang-barang yang ukurannya besar dan nggak bisa diangkut semua sekaligus pakai mobil. Biasanya bahan-bahan ini dibutuhkan buat membangun jalan, dan kini juga untuk membangun jalur monorail.

death stranding 2

Bahkan dalam proses pengumpulan bahan baku untuk konstruksi, DS2 menyediakan fasilitas tambang yang bisa menghasilkan bahan mentah dalam jumlah besar. Ini tentunya sangat membantu karena kalian jadi nggak perlu muter-muter lagi cuma buat cari sumber daya.

Untuk fitur teleportasi tanpa membawa cargo pun, sekarang bisa dilakukan hanya dengan membuat tools-nya saja. Jadi secara keseluruhan, dari sisi eksplorasi, semua hal yang terasa melelahkan dan bikin stres di DS1 dipangkas habis, dan diganti dengan sistem yang jauh lebih efisien dan memudahkan di DS2.

Cara Kojima menghadirkan fitur teleportasi di Death Stranding 2 juga nggak asal-asalan, bukan sekadar fitur tambahan yang asal tempel. Kalau di DS1 dulu kita menggunakan payung Fragile dan tidak bisa membawa cargo saat teleport, di sini yang digunakan adalah DHV Magellan. Kapal ini memungkinkan kalian untuk melakukan teleport sambil membawa cargo dan kendaraan yang dimasukkan ke dalamnya. Hal ini masuk akal, karena ukuran DHV Magellan memang besar dan cocok untuk membawa berbagai macam muatan. Jadi, kehadiran fitur teleportasi yang efisien ini tetap disesuaikan dengan konteks cerita, bukan hanya ditempel begitu saja tanpa alasan.

Gue yakin juga bahwa dengan adanya SSD super kencang di PS5, akhirnya hal seperti ini bisa terealisasi—fast travel yang tanpa loading lama. Ini membuat fitur teleportasi jadi terasa sangat pas untuk efisiensi dan benar-benar bisa mengurangi rasa bosan, yang mungkin sempat dirasakan beberapa orang saat main DS1 dulu.

Bahkan, saking mudahnya proses teleport dari satu base ke base lain buat nganter barang, gue sampai kadang kangen buat jalan kaki atau naik mobil hanya demi menikmati proses perjalanannya. Kalau dulu, jalan kaki dan nganter barang bisa terasa melelahkan bahkan sebelum memulai, sekarang justru perjalanan seperti itu jadi pengalaman yang ngangenin dan seru buat gue pribadi—dan akhirnya bisa gue nikmatin tanpa beban.

Frekuensi Bertemu Beached Things (BT’s) yang Lebih Rendah

Terus juga selama perjalanan, kayaknya DS2 ini agak ngurangin frekuensi kalian ketemu BT’s sih. Kalau dulu tuh rasanya dikit-dikit dicelup tinta, kali ini mah jarang banget. Hasilnya, kalian jadi nggak terlalu stres selama perjalanan. Apalagi sekarang sudah ada fitur media player yang memungkinkan kalian nyetel lagu selama perjalanan, dan playlist lagunya juga keren-keren banget. Ini bikin perjalanan jadi lebih indah, ditambah dengan teksturnya, dunia yang ditampilkan, dan lighting-nya yang super real di DS2. Perjalanan nganter barang, khususnya saat harus membuka area baru, jadi sesuatu yang bener-bener bisa kalian nikmati.

death stranding 2

Apalagi di sini cuacanya juga sudah dinamis, dan landscape-nya beragam. Kalian bisa ketemu gurun yang tiba-tiba dilanda badai pasir sampai bikin buta arah, padang rumput yang luas, gurun hitam, naik gunung salju yang kadang disertai avalanche atau badai salju, sampai momen sinar matahari yang indah banget. Intinya, dunia di DS2 bener-bener bisa kalian nikmati selama perjalanan. Dan kalau udah mulai bosen, apalagi setelah kalian sambungin network-nya, DHV Magellan bisa jadi solusi dengan fitur teleport-nya buat mengatasi rasa jenuh mondar-mandir.

Manajemen Inventory yang Lebih Mudah karena Berbagai Macam Upgrade

Beberapa sumber stres lainnya dari eksplorasi dan traversal di DS1 juga banyak yang diperbaiki. Salah satu yang paling kerasa pastinya manajemen barang bawaan saat jalan kaki. Nah, di sini kalian juga dikasih banyak upgrade luar biasa. Masih pakai konsep yang sama di mana kalian perlu nyelesain bintang di base-base buat nge-unlock barang-barang baru, tapi kali ini ditambah dengan sistem skill tree untuk berbagai macam peningkatan—mulai dari hal-hal esensial sampai penyesuaian ke playstyle kalian.

death stranding 2

Kalian bisa upgrade Odradek, kendaraan, sistem combat, sampai ke fitur-fitur kecil yang luar biasa membantu. Bahkan sekarang ada upgrade yang memungkinkan barang-barang di atas backpack kalian (yang dulu sering goyang-goyang di DS1) bisa dikunci pakai teknologi APAS, jadi barang-barangnya nggak gampang jatuh atau goyang-goyang selama jalan kaki. Gokil. Dan sekali lagi, semua upgrade ini nggak sekadar muncul buat menambal kekurangan DS1, tapi disambungkan dengan lore—APAS sebagai perusahaan teknologi porter yang berbeda dari Bridges. Jadi, semuanya tetap make sense secara cerita.

Stres lainnya dulu tuh kalau mau ngambil barang dari mobil kalian harus turun dulu, kan? Nah sekarang, mobilnya bisa kalian upgrade pakai sticky gun yang otomatis ngambil barang-barang yang berserakan langsung masuk ke mobil. Bahkan mobil juga bisa dipasangi turret buat nembakin musuh, lengkap dengan infinity ammo. Terus, ada juga ban yang bisa nanjak tanjakan super curam. Intinya, semua kendala gue di DS1 soal eksplorasi bener-bener terselesaikan di DS2.

Suka banget sih gue, Kojima tuh beneran mikirin every little detail yang ditambah ke gamenya itu harus sesuai dengan lore, dan bukan cuma jadi tambahan QoL (Quality of Life) semata. Exoskeleton-nya juga sekarang ada model khusus buat combat, lengkap dengan sepatu yang bisa kalian ganti-ganti dengan cepat lewat equipment wheel-nya. Karena sekarang ada fokus ke combat, otomatis kalian akan bawa lebih banyak senjata juga. Nah, mereka juga kasih upgrade untuk backpack, berupa add-on yang bisa dipasang supaya kalian bisa bawa utility pouch, blood bag, kotak ammo, sampai baterai tambahan buat bikin durasi baterai exo kalian lebih panjang. Semua ini sangat memfasilitasi playstyle masing-masing pemain dan kebutuhan di setiap momen.

Jadi kalau kalian bawa granat dan blood bag dalam jumlah banyak, itu nggak lagi makan space di backpack. Bahkan untuk ngurangin dampak timefall, mereka juga kasih sarung pelindung buat barang-barang bawaan kalian di backpack. Gokil banget sih ini, coy. Yes, little things kayak gini yang ujung-ujungnya gue sukai karena efektif banget dan ngurangin jauh stress level yang sempat gue rasain di DS1.

Kustomisasi Terasa Kurang Liar untuk Gim Kojima Productions

Untuk urusan kustomisasi, DS2 masih tetap membawa fitur yang cukup decent lah. Walaupun buat gue pribadi sih, kustomisasinya masih kurang liar. Mengingat ini game penuh dengan satir dan komedi-komedi terselubung, sebenernya wajar-wajar aja kalau kostum atau aksesorisnya terasa out of place. Cuma sayangnya, kustomisasi yang ditawarkan sejauh ini belum terlalu liar dan masih terkesan cukup flat.

death stranding 2

Mulai dari pilihan warna yang terasa masih kurang variatif, baju yang kurang menyala atau standout, sampai gantungan kunci yang tampilannya juga kurang menonjol. Padahal kalau ngomongin soal topi, topinya udah aneh-aneh banget, dan itu jadi harapan. Sayangnya, elemen lain masih terasa terlalu konvensional. Gue pribadi berharap bakal ada item yang lebih lucu-lucu atau quirky, biar bisa ngasih nuansa kustomisasi yang lebih liar, minimal di fase mid sampai late game, supaya lebih kocak aja dan sesuai sama atmosfer unik gamenya.

Tapi ya at least walaupun sisi kustomisasinya masih kurang buat gue, kekonyolan dan absurditas khas Kojima-style tetap bisa kalian temukan lewat side mission yang plot-nya unik-unik. Gue nggak bakal spill biar kalian bisa rasain sendiri, tapi misi-misi itu bisa jadi motivasi kuat buat kalian ngejar bintang di base-base secondary, karena nggak menutup kemungkinan mereka nyimpen misi-misi kocak yang gue jamin bakal worth buat kalian selesaikan.

Kalau ketemu bapak-bapak pizza, gue yakinkan: kalian selesaikan itu ya, guys.

Beberapa Kekurangan Minor yang Mungkin Cukup Mengganggu

Tapi balik lagi, walaupun game ini udah banyak melakukan penambahan fitur buat ngubah pacing dan gameplay-nya, bukan berarti nggak ada kelemahan. Beberapa kelemahan yang gue temukan di game ini salah satunya adalah misi dragging di late game-nya. Gue ngerasa misi ini cuma dibuat buat bikin kalian bolak-balik doang, ditambah lagi terrain-nya yang sangat menantang, jadi bener-bener ngeselin aja sih. Ini jadi rangkaian misi yang paling challenging kalau kalian pakai kendaraan.

Terus, karena game ini udah mulai fokus ke combat juga, gue cukup menyayangkan nggak adanya shortcut untuk granat. Jadi kalau mau pakai granat, kalian tetap harus buka weapon wheel dulu dan ganti dari senjata, yang bikin tempo pertempuran jadi agak kepotong.

Selain itu, karena seringnya kalian terlibat baku tembak secara frontal dengan musuh, gue juga agak heran kenapa nggak ada sepatu yang memungkinkan kalian buat dash. Mungkin bisa ada konsekuensinya seperti kecepatan jalan yang melambat atau stamina yang cepat habis, tapi keberadaan fitur dash ini bakal bikin pertarungan terasa lebih dinamis. Saat ini, karena Sam adalah karakter dengan gerakan yang berat dan lambat, pengalaman combat yang sebenarnya udah seru malah jadi terasa agak kaku dan kurang nikmat.

Datang dengan Lebih Bisa Diterima Semua Orang

death stranding 2

Tapi selebihnya, gue enjoy game ini secara keseluruhan. Semua elemen terasa berubah. Gue nggak ngerasa ini sebagai bentuk “perbaikan” sih, karena mungkin ada juga orang-orang yang lebih suka gameplay DS1 yang lebih menantang dan ber-pace lambat. Tapi at least buat gue pribadi, DS2 jauh lebih bisa dinikmati dan diikuti ceritanya karena pacing-nya yang jauh lebih cepat. Bahkan gue bisa menyelesaikan game ini dengan durasi setengah lebih cepat dari playtime gue di DS1 yang waktu itu makan waktu 70–80 jam.

Buat gue pribadi, durasi ini udah pas banget. Kecuali kalau kalian memang berniat jadi completionist, game ini bisa makan waktu 60–70 jam-an kalau ingin mentok bintang 5 di semua base. Tapi yang pasti, akan ada banyak kejutan yang nggak bakal gue spill di sini—biarlah itu jadi pengalaman dan kejutan kalian sendiri saat memainkan game ini.

Yang jelas, DS2 rasanya udah lebih bisa diterima sama banyak orang. Ya, sisi artisan dan idealismenya mungkin terasa sedikit di-tone down oleh Kojima, tapi karena hasilnya jadi sesuatu yang lebih baik dan lebih enjoyable—at least buat gue pribadi—rasanya gue seneng-seneng aja dengan perubahan yang terjadi di DS2 ini.

Untuk ulasan versi video silakan tonton selengkapnya di bawah:

Death Stranding 2 akan dirilis pada tanggal 26 Juni 2025 untuk platform PS5 saja.

Gimana pendapat kalian tentang gim ini, guys?


Ikuti kabar-kabar terbaru dari The Lazy Monday melalui:
Youtube Instagram X | Tiktok

Share
Related Articles
Exclusive Preview Shadow Labyrinth: Terasa Lebih Solid Dibandingkan Versi Preview Sebelumnya
Persona 5 Royal Capai Penjualan Tertinggi Berdasarkan Laporan Pertemuan Manajemen SEGA
InZOI Dapatkan Update Besar-besaran di Versi 0.2?!
Devil May Cry 5 Terjual 10 Juta Kopi Per Tanggal 13 Juni
MindsEye Masuk Gim Terburuk di Metacritic, Cuma Dapat Skor 37 Poin
Marathon Diputuskan Undurkan Jadwal Rilis oleh Bungie
Borderlands 4 Tetap Dihargai $69,99 Meskipun CEO-nya Sempat Bikin Kisruh Soal Harga
Sutradara Film Adaptasi Elden Ring Sudah Masuk NG+6 dalam Gimnya